Saturday, March 21, 2015

SEJARAH GUNUNG BEROMO



Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger  Wisata Bromo.
Konon pada jaman dahulu kala ketika kerajaan majapahit mengalami serangan dari berbagai daerah penduduk pribumi kebingungan untuk mencari tempat tinggal hingga pada akhirnya mereka terpisah menjadi 2 bagian yan pertama menuju ke gunung Bromo, kedua menuju Bali. Ke 2 tempat ini sampai sekarang mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama menganut kepercayaan beragama Hindu. Disebut suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Nama Tengger berasal dari Legenda Roro Anteng juga Joko Seger yang diyakini sebagai asal usul nama Tengger itu. “Teng” akhiran nama Roro An-”teng” dan “ger” akhiran nama dari Joko Se-”ger” dan Gunung Bromo sendiri dipercaya sebagai gunung suci. Mereka menyebutnya sebagai Gunung Brahma. orang Jawa kemudian menyebutnya Gunung Bromo.
Di sebuah pertapaan, istri seorang Brahmana / Pandhita baru saja melahirkan seorang putra dengan fisiknya sangat bugar dengan tangisan yang sangat keras ketika lahir, karenanya bayi tersebut diberi nama ” JOKO SEGER “. Di tempat sekitar Gunung Pananjakan, pada waktu itu ada seorang anak perempuan yang lahir dari titisan dewa. Wajahnya cantik juga elok. Dia satu-satunya anak yang paling cantik di tempat itu. Ketika dilahirkan, anak itu tidak layaknya bayi lahir. Ia diam, tidak menangis sewaktu pertama kali menghirup udara. Bayi itu begitu tenang, lahir tanpa menangis dari rahim ibunya. Maka oleh orang tuanya, bayi itu dinamai Rara Anteng.
Dari hari ke hari tubuh Rara Anteng tumbuh menjadi besar. Garis-garis kecantikan nampak jelas diwajahnya. Termasyurlah Rara Anteng sampai ke berbagai tempat. Banyak putera raja melamarnya. Namun pinangan itu ditolaknya, karena Rara Anteng sudah terpikat hatinya kepada Joko Seger.
Suatu hari Rara Anteng dipinang oleh seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Bajak tersebut terkenal sangat jahat. Rara Anteng terkenal halus perasaannya tidak berani menolak begitu saja kepada pelamar yang sakti. Maka ia minta supaya dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Dengan permintaan yang aneh, dianggapnya pelamar sakti itu tidak akan memenuhi permintaannya. Lautan yang diminta itu harus dibuat dalam waktu satu malam, yaitu diawali saat matahari terbenam hingga selesai ketika matahari terbit. Disanggupinya permintaan Rara Anteng tersebut.
Pelamar sakti tadi memulai mengerjakan lautan dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) sehingga pekerjaan itu hampir selesai. Melihat kenyataan demikian, hati Rara Anteng mulai gelisah. Bagaimana cara menggagalkan lautan yang sedang dikerjakan oleh Bajak itu? Rara Anteng merenungi nasibnya, ia tidak bisa hidup bersuamikan orang yang tidak ia cintai. Kemudian ia berusaha menenangkan dirinya. Tiba-tiba timbul niat untuk menggagalkan pekerjaan Bajak itu.
Rara Anteng mulai menumbuk padi di tengah malam. Pelan-pelan suara tumbukan dan gesekan alu membangunkan ayam-ayam yang sedang tidur. Kokok ayam pun mulai bersahutan, seolah-olah fajar telah tiba, tetapi penduduk belum mulai dengan kegiatan pagi.
Bajak mendengar ayam-ayam berkokok, tetapi benang putih disebelah timur belum juga nampak. Berarti fajar datang sebelum waktunya. Sesudah itu dia merenungi nasib sialnya. Rasa kesal dan marah dicampur emosi, pada akhirnya Tempurung (Batok kelapa) yang dipakai sebagai alat mengeruk pasir itu dilemparkannya dan jatuh tertelungkup di samping Gunung Bromo dan berubah menjadi sebuah gunung yang sampai sekarang dinamakan Gunung Batok.
Dengan kegagalan Bajak itu membuat lautan di tengah-tengah Gunung Bromo, suka citalah hati Rara Anteng. Ia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya, Joko Seger. Kemudian hari, Rara Anteng dan Joko Seger menikah sehingga menjadi pasangan suami istri yang bahagia, karena keduanya saling mengasihi dan mencintai.
Pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger membangun pemukiman dan kemudian memerintah di kawasan Tengger dengan sebutan Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger, maksudnya “Penguasa Tengger Yang Budiman”. Nama Tengger diambil dari akhir suku kata nama Rara Anteng dan Jaka Seger. Kata Tengger berarti juga Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.
Dari waktu ke waktu masyarakat Tengger hidup makmur dan damai, namun sang penguasa tidaklah merasa bahagia, karena setelah beberapa lama pasangan Rara Anteng dan Jaka Tengger berumahtangga belum juga dikaruniai keturunan. Kemudian diputuskanlah untuk naik ke puncak gunung Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepercayaan kepada Yang Maha Kuasa agar di karuniai keturunan.
Tiba-tiba ada suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul namun dengan syarat bila telah mendapatkan keturunan, anak yang bungsu harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo, Pasangan Roro Anteng dan Jaka Seger menyanggupinya, kemudian didapatkannya 25 orang putra-putri, namun naluri orang tua tetaplah tidak tega bila kehilangan putra-putrinya. Pendek kata tentang Sejarah Gunung Bromo | Legenda Bromo Tengger, pasangan Rara Anteng dan Jaka Seger ingkar janji, Dewa menjadi marah dengan mengancam akan menimpakan malapetaka, kemudian terjadilah prahara keadaan menjadi gelap gulita sehingga kawah Gunung Bromo menyemburkan api.
Kusuma anak bungsunya lenyap dari pandangan terjilat api kemudian masuk ke kawah Bromo, bersamaan hilangnya Kesuma terdengarlah suara gaib: ”Saudara-saudaraku yang kucintai, aku telah dikorbankan oleh orang tua kita dan Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah damai dan tenteram, sembahlah Syah Hyang Widi. Aku ingatkan agar kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji yang berupa hasil bumi kemudian di persambahkan kepada Hyang Widi asa di kawah Gunung Bromo. sampai sekarang kebiasaan ini diikuti secara turun temurun oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah Gunung Bromo.

SMK NEGERI 4 KOTA SUKABUMI


CONTOH TERM OF REFERENCE




Term of Reference
PELATIHAN PENDAMPINGAN PARTISIPATIF UNTUK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Latar Belakang
Pendekatan “partisipasi”, “partisipatif” atau “partisipatory” sudah cukup lama populer dan mengalami  perkembangan pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini, khususnya dalam isu pelatihan untuk menciptakan dan mengembangkan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat.  Di lingkungan masyarakat dengan kondisi sosial, budaya dan ekonomi yang unik, pendekatan partisipatif penting dilakukan untuk meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Perubahan Sikap.
Didalam pendekatan ini, para peserta diperlakukan sebagai narasumber utama, dengan mengali potensi Cipta, Rasa dan Karsa sehingga menghasilkan Karya (Produk) yang bersumber dari pengalaman pribadi mereka dalam proses pemberdayaan yang digunakan sebagai sumber informasi utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Proses partisipasi itu sendiri merupakan keterampilan yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap personal, namun kemampuan ini perlu diolah dan dikomunikasikan untuk menciptakan proses partisipatif  yaitu membangun kepercayaan diri, membangun proses dialog, memberikan pembelajaran dan keterampilan yang dapat diaplikasikan oleh peserta pelatihan dalam proses pendampingan.
Didalam pelatihan ini, peserta pelatihan akan belajar bersama mengenai kemampuan dasar fasilitasi dan pendekatan partisipatif yang dapat diterapkan dalam proses pendampingan masyarakat & Kewirausahaan Sosial sehingga para pendamping akan menjadi lebih baik dan lebih percaya diri.
Bagi lembaga sendiri, pelatihan pendampingan partisipatif bertujuan untuk memperkuat lembaga dan kapastitas SDM sebagai perpanjangan tangan lembaga dalam program pemberdayaan masyarakat. Sedangkan wirausaha sosial sebagai salah satu alternatif untuk keberlanjutan program dan peluang bagi SDM dalam issu pemberdayaan masyarakat melalui “business to business” tanpa mengindahkan issue sosial.
Tujuan
Peserta pelatihan akan memahami prinsip dasar dan teknik menggunakan metode partisipatif  yang praktis dalam proses pendampingan masyarakat.
Topik yang akan dibahas dalam workshop ini  meliputi :
1.      Pengantar fasilitasi dan pendampingan partisipatif.
2.      Pendekatan Wirausaha Sosial
3.      Dasar-dasar komunikasi
4.      Metode pendampingan partisipatif
5.      Teknik pendampingan partisipatif
6.      Praktek atau Demo Fasilitasi

Outputs
Dalam workshop ini, diharapkan peserta akan :
1.      Memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai metode pendampingan partisipatif dan cara menerapkannya  dalam pendampingan masyarakat & kewirausahaan sosial.
2.      Memperoleh pengalaman menerapkan metode pendampingan partisipatif dalam pendampingan masyarakat.

Manfaat Bagi Peserta
Dalam  pelatihan ini, peserta  akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
·        Mengerti dan menyadari potensi dalam proses dan ruang lingkup pendampingan partisipatif
·        Memperoleh referensi dan wawasan mengenai metode partisipatif dalam proses pendampingan.
·        Memperoleh pengalaman dalam simulasi pendampingan partisipatif
·        Peserta  pelatihan akan lebih peka terhadap issu kewirausahaan social sebagai salah satu alternative penunjang keberlanjutan program.



Metode

Studi Kasus dan Diskusi Kelompok,  mengajak peserta untuk mengkritisi kasus dan temuan dalam pendampingan, bertujuan untuk mempertajam analisa pemberdayaan masyarakat.
Curah Pendapat (Brainstroming), Proses kreatif untuk menghasilkan ide-ide peserta yang berkaitan dengan pengalaman dan wawasan pendampingan.

Sumbang Saran, proses berbagi pengalaman antara peserta sebagai sumber pembelajaran dan motivasi mereka dalam pendampingan.

Bermain Peran & Game Simulasi pendampingan, simulasi fasilitasi dan pendampingan untuk berlatih mengenai pendampingan partisipatif.

Latihan, bentuk pembelajaran aktif yang akan mendorong dan mengasah kemampuan peserta untuk  mengembangkan diri terhadap pembelajaran yang telah mereka terima  untuk kemudian diterapkan dalam pendampingan  mereka
Ceramah,  sumber inspirasi dan wawasan dalam pendampingan mengenai pendekatan secara teoritis dan praktis (untuk dapat di implementasikan) dan contoh yang baik (Good practice) dalam melakukan pendampingan partisipatif.

Peserta
Maksimal 20 orang peserta, pelatihan ini bermanfaat bagi peserta yang concern dalam isu pendampingan masyarakat atau perwakilan dari lembaga/institusi yang memiliki program pemberdayaan masyarakat dan wirausaha social.

Tempat & Agenda Pelatihan
Pelatihan diadakan di Hotel Fave Garut, Jalan Cimanuk No. 338, Garut, Jawa Barat, Indonesia. Dilaksanakan selama 3 hari (25-27 Maret 2015) dengan menggabungkan antara pembelajaran melalui diskusi, latihan dan praktek pendampingan. Lihat Rundown.

KURIKULUM PROGRAM PENDAMPINGAN PARTISIPATIF DALAM KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

NO
MATA LATIHAN
ISI
1
Pengantar Fasilitasi dan Pendampingan Partisipatif
·         Mengenal topik, tujuan  program pendampingan partisipatif.

2
Karakterisitik Usaha Mikro
·         Hubungan antara pendamping dan usaha mikro.
·         Mengenal karakteristik usaha mikro dan pengusaha mikro.
3
Pendekatan Wirausaha Sosial
·         Mengenal pendekatan wirausaha social.
·         Memahami wirausaha social sebagai salah satu alternative keberlanjutan program.
4
Manajemen dan Keuangan Kewirausahaan Sosial
·         Memperoleh Pengalaman mengenai Manajemen dan Keuangan Kewirausahaan Sosial.
5
Prinsip Dasar Fasilitasi: Komunikasi
·         Teknik Komunikasi non-verbal
·         Teknik Komunikasi verbal
6
Pendampingan Partisipatif Individu
·         Mengenal Pendampingan Partisipatif Individu
·         Prinsip Pendampingan Partisipatif Individu
7
Pendampingan Partisipatif Kelompok
·         Teknik melakukan Pendampingan Partisipatif Kelompok
·         ORID
·         Praktek Pendampingan Partisipatif Kelompok

SURAT LAMARAN KERJA

Sukabumi . 17 Februari 2017 Perihal : Lamaran Kerja Lam     : - KepadaYth : Bapak/ibu Bagian Personalia/HRD PT.  ANGIN RI...