Monday, December 26, 2016

SOSIOLOGI Pendidikan

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN INDONESIA
MATA  KULIAH
SOSIOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1.     Asri Pulungan             : NPM. 072115097
                            2.  Vera Kusmayanti         : NPM. 072115123
                            3.  Nia Rachmania S         : NPM. 072115074
    
Program Pascasarjana
Universitas Pakuan
Kejujuran, Integritas, Kreativitas, Kualitas, Harmoni
Jln. Pakuan Bogor Tlp./Fax. (0251) 8320 123
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “Pendidikan dan Globalisasi”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepda semua pihak yang telah membantu secara moral maupun materi selama penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi para pembaca.



                       
                                                                                                            Bogor,  Oktober 2015

                                                           

                                                                                                            Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................................................................1-2
1.2  Rumusan Masalah ...........................................................................................................2-3
1.3  Tujuan .................................................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan
2.2 Pengertian Keterampilan Hidup
2.3 Jenis- jenis Keterampilan Hidup
2.4 Hubungan Pendidikan dan Keeterampilan

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pendidikan Nasional kita berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Maka Pendidikan Nasional kita diharapkan sebagai cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya. Proses yang dilakukan ini tidak hanya sekedar untuk mempersiapkan manusia agar dapat menggali, menemukan, menempa potensi yang dimiliki, namun juga untuk mengembangkannya.
                 Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut banyak mengalami tantangan baik yang berasal dari dalam (sistem pendidikan) maupun dari luar salah satunya adalah globalisasi. Globalisasi mempengaruhi hampir disemua aspek kehidupan yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek pendidikan yang banyak diterima, diucapkan di dunia pendidikan. Dilihat dari kepentingan nasional, globalisasi pendidikan itu lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Sebab jika Indonesia menerima globalisasi pendidikan, dapat dipastikan akan mengakibatkan dampak yang sangat luas dalam pelaksanaan pendidikan. Dalam berbagai hal pendidikan nasional kita masih jauh tertinggal dibanding pendidikan di Negara-negara maju.
Walaupun demikian pemerintah kita tidak tinggal diam, terlebih pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah guna terus mengadakan perubahan.
Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan. Setiap perubahan akan diimbangi oleh perubahan lainnya. Perubahan dapat terjadi ketika ada dorongan utama dari luar dirinya, atau perubahan itu terjadi dari luar dirinya karena makna kehidupan individu dan sifat masyarakat diberi definisi baru. Dengan pendidikan diharapkan sesorang dapat memperoleh pengetahuan yang dapat mencerahkan
meskipun, istilah globalisasi telah begitu terkenal, dalam banyak hal awalnya hampir tidak ada perdebatan ilmiah dan kritis terhadapnya, kecuali doktrin.
Gerakan globalisasi bila ditelusuri telah tumbuh dan mulai ada sekitar tahun1000 dan 1500 M. Saat itu ditandai dengan adanya interaksi dalam hubungan antar bangsa di dunia, mulai dari para pedagang Tiongkok dan India baik melalui jalan darat       (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Kaum pedagang ini selain berdagang, mereka juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, abjad (pendidikan), arsitek (seni), nilai-nilai sosial dan budaya yang mereka miliki.
                Kehadiran globalisasi tentunya berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan suatu Negara termasuk Indonesia. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan tersebut di atas akan berpengaruh pula bagi dunia pendidikan di Indonesia. Yang menjadi perhatian kita dalam hal ini adalah tentang realitas globalisasi dan bagaimana respon dunia pendidikan kita terhadapnya, dan bagaimana kita menyiapkan diri untuk menghadapinya, agar dapat mengambil manfat dari arus globalisasi tersebut.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, perumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa artinya globalisasi dan pendidikan bagi Indonesia ?
2. Apakah dampak globalisasi dalam pendidikan di Indonesia ?
3. Bagaimana model pendidikan di masa depan ?






C.Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui arti globalisasi dan pendidikan bagi Indonesia.
2. Untuk mengetahui dampak globalisasi dalam pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana model pendidikan di masa depan.























BAB II
PEMBAHASAN


Pada era globalisasi ini, kemandirian sangat mutlak diperlukan dalam menentukan arah perjalanan sebuah negara. Dalam kaitan ini, Indonesia harus mereformasi pendidikan yang hingga hari ini belum mampu membangkitkan bangsa Indonesia dari ketertinggalannya dari bangsa-bangsa lain. Bila bangsa Indonesia tidak mengantisipasi faktor pendidikan di era globalisasi ini, akan menjadi ancaman yang mengerikan berupa runtuhnya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.
                Fenomena globalisasi, yang telah mengubah sedemikian rupa pola perdagangan dunia, informasi dan komunikasi, serta hubungan perekonomian di akhir abad kedua puluh, membawa pengaruh perubahan yang sama di bidang pendidikan di awal abad kedua puluh satu.Pilihan pendidikan saat ini, sudah tidak lagi tersekat pada batasan-batasan teritorial sebuah negara.
   Perubahan-perubahan sistem pembelajaran seperti transnational education, internet based learning, distance learning, kampus-kampus jarak jauh (offshore campus), franchise institution, telah berkembang sedemikian rupa pesatnya di berbagai negara. Hal ini memberi kesempatan kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk memilih lembaga pendidikan dan atau sistem pembelajaran yang diinginkannya.
               Persaingan global pun sangat terbuka bagi pelajar mahasiswa yang berprestasi dan cemerlanga, karena di era global ini banyak negara yang menjadikan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sebagai salah satu komoditi ekspor. Sepanjang sejarah kemanusiaan baru di era inilah masyarakat pendidikan, pelajar, mahasiwa, pengajar, dan civitas akademika lainnya mempunyai kesempatan untuk masuk dalam apa yang disebut sebagai pasar dunia atau global market.
Bagi para pendidik dan pimpinan lembaga pendidikan di Indonesia, era ini tentu saja memberikan banyak kesempatan sekaligus sebagai sebuah ancaman, atau setidaknya tantangan atau bahkan era ini merupakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk bangkit menyejajarkan dirinya dengan negara-negara lain di dunia.
Ancaman yang sangat mengerikan bila bangsa Indonesia tidak mengantisipasi faktor pendidikan di era globalisasi ini adalah runtuhnya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas. Sumber daya manusia yang dimiliki tidak mampu bersaing dalam berbagai sektor kehidupan membuat Indonesia semakin terdesak mundur dan kalah dalam persaingan menata kehidupan sosial, ekonomi, politik, pertahanan, dan lainnya.
                 Beberapa tahun belakangan ini banyak sekolah di Indonesia melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Dalam hal ini terlihat dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahas Inggris, bahasa Mandarin dan bahasa Jepang sebagai mata pelajaran wajib di sekolah, yang dikenal dengan billingual school. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka program kelas internasional/ standart internasional.      
                 Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja yang berkualitas, dengan harapan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan diterapkannya perdagangan bebas, mau tidak mau dunia pendidikan Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri. Seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dengan melihat kenyataan ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Hal ini merupakan salah satu pengaruh globalisasi pendidikan, sebagai contoh : Untuk dapat menikmati pendidikan pada program kelas Internasional di suatu sekolah diperlukan dana yang tidak sedikit, dan ini hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang akan menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.
                  
                
                Kemiskinan merupakan masalah utama yang ditimbulkan globalisasi, globalisasi membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kesenjangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflok social. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah dicapai akan sia-sia jika ada gejolak social dalam masyarakat, ini terjadi akibat adanya kesenjangan social akibat kemiskinan dan ketidakadilan.
                 Oleh karena itu, perlu adanya langkah-langkah antisipasi untuk menyiapkan, menemukan, memperbaiki dan menahan gejolak tersebut ditekan seminim mungkin agar tidak terjadi. Dilihat dari kepentingan nasional, globalisasi pendidikan itu lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Sebab jika Indonesia menerima globalisasi pendidikan, dapat dipastikan akan mengakibatkan dampak yang sangat luas dalam pelaksanaan pendidikan.
                  Dalam berbagai hal pendidikan nasional kita masih jauh tertinggal dibanding pendidikan di Negara-negara maju. Walaupun demikian pemerintah kita tidak tinggal diam, terlebih pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah guna terus mengadakan perubahan. Langkah-langkah pmerintah yang telah diambil, antara lain adanya peningkatan mutu dan kualitas kelulusan sekolah, peningkatan kualitas tenaga kependiikannya dengan adanya sertifikasi guru.
                    Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dewasa ini telah banyak mengubah budaya dan peradaban bangsa Indonesia dengan segala dampak positip dan negatifnya. Kalau kita perhatikan pada tahun 90-an,
1. Masih banyak gedung bioskop baik di kota maupun dipelosok desa dan banyak peminatnya, serta banyak orang hajatan yang memanfaatkan hiburan baik layar tancap maupun video,
2. Wartel masih sangat laku dimana-mana sampai banyak sekali orang yang berminat buka wartel dan berebut yang membuat telkom jadi bingung serta membuat suatu peraturan yang dijadikan syarat untuk mendirikan wartel,
3. Telepon kabel/rumah banyak sekali peminatnya dan telkom kerepotan untuk melayani masyarakat
4. Di kantor-kantor jarang ada komputer, karena komputer masih menjadi barang yang mahal
5. Di Perguruan Tinggi dan sekolah, belajar dengan menggunakan OHP sudah dianggap kere
                  Coba bandingkan dengan apa yang terjadi sekarang (tahun 2010), tentu sebaliknya. Teknologi berkembang sangat pesat, pemerintah juga jadi kerepotan dan akhirnya mengubah kurikulum pendidikan di Indonesia disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.
1. Dampak positif globalisasi pendidikan adalah sarana dan prasaran pendidikan seperti alat sekolah, alat peraga, pakaian, komputer beserta perangkat lunaknya.
2. Dampak negative globalisasi pendidikan adalah dengan murahnya harga barang kebutuhan pendidikan tentu kretifitas anak-anak indonesia akan menurun, lebih baik membeli murah dari pada membuat tapi mahal.
                    Bagaimana pendidikan masa depan, kalau kita perhatikan di era globalisasi yang dibutuhkan adalah bagaimana diri kita dapat diterima keberadaannya di belahan dunia manapun, dengan bekal sertifikat Nasional apakah cukup tentunya untuk menghadapi era globalisasi kita membutuhkan sertifikasi internasional sebagai pengakuan atas eksistensi kita di level internasional, sehingga kita dapat berselancar ke negara manapun dengan sertifikat internasional yang kita miliki.
mungkin ke depan, peserta didik lebih memilih Ujian Internasional yang Ijazahnya dapat dibanggakan dan dapat digunakan untuk melanjutkan studi ke luar negerti dan mendapat pengakuan secara internasional.
masalahnya adalah :
1. Apakah sekolah siap menyelenggarakan pendidikan bertaraf  Internasional untuk mendapat Ijazah Internasional ?
2. Apakah Guru sudah kompeten dalam menyelenggarakan pendidikan ?
Bagaimana kalau tidak siap?

                   Globalisasi seperti gelombang yang akan menerjang, tidak ada kompromi, kalo kita tidak siap maka kita akan diterjang, kalo kita tidak mampu maka kita akan menjadi orang tak berguna dan kita hanya akan jadi penonton saja.
Apa yang akan terjadi?
1. Desakan dari orang tua yang menuntut sekolah menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional
2. Desakan dari siswa untuk bisa ikut ujian sertifikasi internasional
Bagaimana jika sekolah tidak mampu memenuhi harapan itu?
sekolah akan ditinggalkan oleh siswa, dan tidak ada lagi yang mau sekolah di sekolah konvensional, maka akan bermunculan :
Home schooling, yang melayani siswa memenuhi harapan siswa dan orang tua karena tuntutan global, virtual school dan virtual university

Bagaimana mempertahankan eksistensi sekolah?
agar sekolah tetap eksis, maka sekolah harus:
1. Meningkatkan mutu SDM terutama Guru dalam penguasaan Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya
2. Peningkatan Mutu Guru dalam penguasaan teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Peningkatan Mutu Managemen sekolah
4. Peningkatan Mutu sarana dan Prasarana
5. Sertifikasi Internasional untuk guru
                   Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.
                     Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
                      Oleh karena itu, hendaknya pemerintah yang dalam hal ini sebagai pengemban amanat rakyat, dapat bergerak cepat menemukan dan memperbaiki celah – celah yang dapat menyulut gejolak tersebut. Salah satunya dengan cara menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan yang murahan tanpa kualitas. Hal ini memang sudah dimulai di beberapa daerah di Indonesia yang menyediakan sekolah unggulan berkualitas yang bebas biaya. Namun hal tersebut baru berupa kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut dalam skala nasional . Untuk dapat mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu melakukan pembenahan terutama dalam bidang birokrasi. Korupsi mesti segera diberantas, karena korupsi merupakan salah satu yang menghancurkan bangsa ini. Dengan menekan angka korupsi di Indonesia yang masuk jajaran raksasa korupsi dunia, diharapkan dapat memperbesar alokasi dana untuk pendidikan.
                     
                        Globalisasi dalam dunia pendidikan saat ini memang diperlukan untuk menghadapi tantangan global. Namun demikian globalisasi pendidikan hendaknya tidak meninggalkan masyarakat kita yang masih termasuk golongan lemah agar kemajuan bangsa ini dapat menikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Demikianlah, semoga kita dapat mengarungi arus derasnya gelombang globalisasi dan kita tidak tenggelam dalam gelombang itu.























  BAB III
PENUTUP


3.1Kesimpulan

                   Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi dan perubahan merupakan sesuatu yang akan terjadi dan mempengaruhi segala aspek kehidupan termasuk pendidikan. Pendidikan sebagai upaya sadar sekaligus manusiawi, mau tidak mau harus menerima perubahan akibat globalisasi, karena merupakan hal yang tidak bisa terhindarkan. Namun agar pendidikan sebagai wahana untuk pembentukkan jatidiri bangsa tidak luntur karena globalisasi, maka diperlukan adanya filter agar budaya yang masuk lewat globalisasi tidak merusak pendidikan itu sendiri, sehingga walaupun ada globalisasi warga negara tetap memperoleh pengetahuan yang mencerahkan kehidupannya.
                      Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional.
                     Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.


     3.2 Saran
Demikian makalah ini dibuat dengan segala keterbatasannya. Harapannya semoga makalah dari kelompok 4 ini dapat memberikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
Tentunya kami mengerti akan adanya kekurangan dalam segi penyajian, penyampaian, penjelasan, baik buku acuan dan lain-lain, maka kami sangat terbuka sekali dengan adanya saran dan kritikan yang membangun agar menjadi cermin koreksi untuk perbaikan ke depannya. Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.











No comments:

Post a Comment

SURAT LAMARAN KERJA

Sukabumi . 17 Februari 2017 Perihal : Lamaran Kerja Lam     : - KepadaYth : Bapak/ibu Bagian Personalia/HRD PT.  ANGIN RI...