Thursday, July 30, 2015

Manusia dan Realitas

saat seseorang berbicara, ia menggunakan bahasa. bahasa mempunyai struktur yang harus ditaati oleh subjek/individu yang berbicara. jika tidak, maka ia tidak akan pernah dimengerti, baik oleh dirinya sendiri apalagi orang lain. mungkinkah manusia menentukan sebuah bahasa? atau mempengaruhi sebuah bahasa?
bahasa, dalam perjalanannya selalu ada muncul istilah baru yang diciptakan oleh kelompok atau individu, tetapi saat ia sudah menjadi istilah yang dikomunikasikan, maka ia menjadi milik bersama, istilah itu tidak dapat lagi ditarik karena sudah menjadi bagian dari sistem, menyatu dalam struktur.
itu terjadi juga dalam realitas manusia, dalam kebudayaan. mungkinkan manusia merangcang sebuah kebudayaan?
di dalam berbahasa, struktur yang paling dominan bukanlah yang secara sadar kita gunakan seperti gramatikal, melainkan struktur yang tidak sadar dan menempatkan dirinya dalam kesadaran tanpa disadari. sebuah contoh adalah mitos ratu penguasa pantai selatan di tempat kelahiran saya Pelabuhan Ratu. "bukan bagaimana manusia memikirkan mitos-mitos, melainkan bagaimana mitos-mitos dipikirkan dari dirinya sendiri, dalam manusia" (Levi-Strauss). mitos ratu pantai selatan hidup di dalam kehidupan masrayakat pantai selatan. mitos-mitos dari suatu masyarakat membentuk pembicaraan (perilaku) masyarakat, tetapi pembicaraan itu tidak dilakukan oleh pribadi, tetapi sebaliknya mitos itu berbicara melalui pribadi.
tidak ada lagi subjek. objek tidak dihasilkan oleh subjek, melainkan subjeklah yang dihasilkan oleh objek sebagai sebuah sistem/struktur yang tidak berpribadi.untuk itu tidak dikatakan "saya berpikir", melainkan "ada sesuatu yang berpikir di dalam diri saya"
pengertian mitos di sini bukan hanya yang dimaksudkan cerita dongeng, cerita kuno, tetapi sebuah sistem nilai yang tanpa sadar membentuk pembicaraan pada masyarakat. sistem nilai yang kita anut saat ini juga ("sains", agama, politik) adalah mitos juga. kita hidup berdasarkan sebuah sistem, sebuah struktur yang terdiri dari subsistem-subsistem.
pertanyaan yang muncul adalah : apakah realitas fundamental manusia itu berbentuk kehadiran manusia pada dirinya sendiri melalui kesadaran, penguasaan diri melalui kebebasan, ataukah sebaliknya, apakah tingkat kesadaran itu tidak lain hanya semacam pemantulan saja, yang bersifat ilusi dari tingkat non-sadar yang mengandung kebenaran otentik tentang diri kita?
demikianlah
terjalin di bawah pandangan kita takdir manusia
namun hal itu terjalin secara terbalik
melalui alat-alat pintal yang aneh itu
takdir manusia dikembalikan kepada bentuk-bentuk kelahirannya
pada asal mula yang memungkinkan munculnya manusia
tetapi bukankah itu suatu cara untuk membawa manusia kepada kematiannya?

No comments:

Post a Comment

SURAT LAMARAN KERJA

Sukabumi . 17 Februari 2017 Perihal : Lamaran Kerja Lam     : - KepadaYth : Bapak/ibu Bagian Personalia/HRD PT.  ANGIN RI...