Thursday, July 30, 2015

PESIMISME VS OPTIMISME

Dunia ini adalah dunia paling buruk yang pernah diciptakan Tuhan (Schopenhauer). Dunia ini adalah dunia paling baik yang pernah diciptakan Tuhan (Leibniz). Kedua pandangan tadi mewakili pandangan pesimisme dan optimisme dalam pemikiran Filsafat. Apakah kedua pendapat tadi benar atau tidak, adalah soal lain. Tetapi sejak itu istilah pesimis dan optimis mulai terkenal melalui Filsafat. Satu hal yang pasti adalah para filsuf lupa bahwa Tuhan itu rahasia yang tak termasuki, dan Filsafat (Ketuhanan) adalah "sekedar" Filsafat belaka, tidak banyak tahu tentang Tuhan.
Kiranya yang perlu diingat adalah pesimisme dan optimisme bukan satu-satunya pendekatan untuk mengkaji thesis tentang Tuhan. Kita dapat menggunakan keduanya sebagai sebuah sikap, dan itu kiranya lebih tepat. Pertanyaannya adalah mengapa orang tertentu cenderung pesimis dan orang lain ke arah optimis dalam menghadapi realitas yang sama?
Menjelang akhir abad ke-19, Charles Darwin memasukkan gagasan baru ke dalam pemikiran barat bahwa manusia berasal dari hewan. Sontak pada saat itu banyak orang terhina dan pesimis bahwa ternyata manusia tidaklah luhur lagi. Pada saat itu teori evolusi dianggap berhasil membuktikan tidak adanya Tuhan. Beberapa puluh tahun kemudian seorang Yesuit Perancis de Chardin justru mendasarkan teisme dan keimanannya tentang rahasia-rahasia segala makhluk dalam perspektif teori evolusi. Berdasarkan teori yang persis sama itu, diambil kesimpulan apabila terdapat begitu banyak kemajuan yang terjadi pada makhluk hidup, tentu manusia akan menuju pada kesempurnaan yang lebih tinggi.
Demikianlah pandangan optimisme, pesimisme, teisme, antiteisme, bisa saja bertitik-tolak pada hal yang sama.

No comments:

Post a Comment

SURAT LAMARAN KERJA

Sukabumi . 17 Februari 2017 Perihal : Lamaran Kerja Lam     : - KepadaYth : Bapak/ibu Bagian Personalia/HRD PT.  ANGIN RI...